Kamis, 09 Juli 2015

SKSB 2 : Rumah Sederhana 2 lantai

SKSB 2 RUMAH SEDERHANA 2 lantai

Dalam perancangan rumah 2 lantai, hal yang paling utama adalah pada plat lantai, rencana atap, dan detail tangga. Berikut ini sedikit materi tentang SKSB 2

Menggambar Ditail Potongan Pelat Lantai 

Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk pelat luifel, atap dan lantai sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memahami ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang.

Jenis Tulangan
Tulangan-tulangan yang terdapat pada konstruksi pelat beton bertulang adalah:

1) Tulangan pokok

  •  Tulangan pokok primer, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//) dengan sisi pelat arah lebar (sisi pendek) dan dipasang mendekati sisi luar beton. 
  • Tulangan pokok sekunder, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//) dengan sisi pelat arah panjang dan letaknya dibagian dalam setelah tulangan pokok primer.

2) Tulangan susut ialah tulangan yang dipasang untuk melawan penyusutan/pemuaian dan pemasangannya berhadapan dan tegak lurus dengan tulangan pokok dengan jarak dari pusat ke pusat tulangan susut maksimal 40 cm.

3) Tulangan pembagi ialah tulangan yang dipasang pada pelat yang mempunyai satu macam tulangan pokok, dan pemasangannya tegak lurus dengan tulangan pokok. Besar tulangan pembagi 20 % dari tulangan pokok dan jarak pemasangan dari pusat ke pusat tulangan pembagi maksimum 25 cm atau tiap bentang 1 (satu) meter 4 batang.
Pemasangan tulangan pembagi biasanya terdapat pada konstruksi pelat luifel/atap/lantai dan dinding.
Tulangan pembagi berguna:

  • Menahan tulangan pokok supaya tetap pada tempatnya 
  • Meratakan pembagian beban 
  • Mencegah penyusutan konstruksi 

Pada pelat yang tebalnya lebih dari 25 cm, penulangan pada setiap tempat harus dipasang rangkap (dobel) dan ini tidak berlaku pada pondasi telapak. 222



Dinding
Untuk konstruksi dinding, yang perlu mendapatkan perhatian 
adalah tebal dari dinding vertical (T) adalah: 
  •  T • 1/ 30 bentang bersih 
  • Apabila menerima lenturan (M lentur) T • 12 cm minimal 12 cm 
  • Apabila tidak menerima lentur 
  • T • 10 cm minimal 10 cm 
  • Untuk dinding luar di bawah tanah tebalnya • 20 cm tebal minimal 20 cm. 

Penulangan dinding untuk reservoir air dan dinding bawahtanah
  •  Tebal dinding (T) 30 cm < T • 12 cm 
  •  Penulanagn senantiasa dibuat rangkap 
  • Penulangan dinding yang horizontal dan untuk memikul susut serat perubahan suhu minimal 20 % F beton yang ada 


Sistem konstruksi pada tepi pelat 
  1.  Terletak bebas 
  2. Terjepit penuh 
  3. Terjepit elastis 
Konstruksi terletak bebas 
Apabila tepi pelat itu ditumpu di atas suatu tumpuan yang dapat 
berputar (tidak dapat menerima momen), misalnya pelat 
tersebut terletak di atas dinding tembok. 

Konstruksi terjepit penuh 
Apabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang tidak dapat 
berputar akibat beban yang bekerja pada pelat tersebut, 
misalnya pelat tersebut menjadi satu kesatuan monolit dengan 
balok penahannya. 
Konstruksi terjepit elastis 
Apabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang merupakan 
kesatuan monolit dengan balok pemikulnya, yang relatif tidak 
terlalu kaku dan memungkinkan pelat dapat berputar pada 
tumpuannya. 

Menggambar Denah dan Rencana Rangka Atap 




detail sambungan 


KONSTRUKSI TANGGA
Konstruksi tangga pada perencanaan bangunan bertingkat seperti pada rumah atau bangunan-bangunan publik perlu dirancang sebagus dan senyaman mungkin. Fungsi dari tangga sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lantai tingkat lainnya pada suatu bangunan. Dalam perencanaan tanggapun perlu kita perhatikan sudut tangga supaya nyaman, efesien dan mudah dijalani, termasuk dari kemiringan tangganya itupun sendiri. Kemiringan tangga yang ideal ± 40, karena pada waktu menjalaninya tidak terasa lelah pada waktu arah naik, serta tidak berbahaya pada waktu arah turun dari tangga. Beberapa hal yang harus diterapkan dalam merencanakan konstruksi tangga secara umum yaitu :

1.     Direncanakan dan dipasang berdasarkan zoning yang mudah dijangkau oleh setiap orang

2.     Pada daerah tangga harus mendapat penerangan yang cukup terutama pada siang hari

3.     Tangga mudah dijalani atau digunakan

4.     Kuat, nyaman, sederhana dan layak untuk dipakai. 

5.     Pada saat digunakan tangga tersebut terasa nyaman, menyenangkan dijalani, maka ukuran Optrade (tegak) dan Aantrede (mendatar) harus sebanding.




Untuk merencanakan tangga maka bisa digunakan rumus tangga sebagai berikut :

1 Aantrade + 2 Optrade = 57 ampai dengan 60 cm

Toleransi 57 – 60 cm ini menyesuaikan dengan panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu rata-rata 57 – 60 cm. 


Menurut riset bahwa pada saat mengangkat kaki dalam arah vertikal untuk tinggi angkatan kaki tersebut itu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat dibandingkan kaki pada saat melangkah dalam arah horisontal. Sebagai idealisasi kita abil contoh sebagai berikut :

Sebuah bangunan bertingkat dengan tinggi lantai 3.50 m, anak tangga tegak (optrade) diperkirakan 18 cm. Jadi jumlah optrade = 350 : 18 = 18, 4 buah maka dibulatkan = 19 buah
sehingga optradenya menjadi = 350 : 19 = 18.4 cm. Ukuran ini harus diteliti benar sampai ukuran dalam milimeter. Kita lihat berdasarkan rumus tangga :

1 aantrade + 2 optrade = 57 – 60 cm

Lebar aantrade (57 a’ 60 ) – 2 x 18.4 = 20. 2 a’ 23.2 cm dalam ini ukurannya boleh dibulatkan menjadi antara 20 dan 23 cm. Maka untuk ukuran ideal dalam perencanaan konstruksi sebuah tangga yang memungkinkan sebagai berikut : 

·         Untuk dilalui 1 orang lebar digunakan ukuran ± 80 cm

·         Untuk dilalui 2 orang lebar digunakan ukuran ± 120 cm

·         Untuk dilalui 3 orang lebar digunakan ukuran ± 160 cm
















supaya lebih mengetahui dengan konstruksi bangunan terutama 2 lantai silakan download e-book berikut



Tidak ada komentar:

Posting Komentar